Wednesday, August 24, 2011

ALIRAN ENERGI PADA MANGROVE

Seperti pada tumbuhan yang berklorofil lainnya, mangrove juga dapat mengadakan fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari. Dalam fotosintesis tersebut zat anorganik diubah menjadi zat organik. Zat organik ini sangat berguna bagi perkembangan dan pertumbuhan biomassa tumbuhan. Sebagian biomassa berupa daun, ranting, bunga, buah, kulit kayu dan lain-lainnya akan gugur dan jatuh ke dalam perairan. Zat organik ini akan diurai oleh mikroorganisme menjadi zat organik yang sangat berguna bagi organisme perairan. Oleh karena itu mangrove merupakan salah satu penyumbang zat organik yang besar bagi perairan di sekitarnya. Mangrove dapat memberikan sumbangan zat organik yang banyak kepada konsumen karena produktifitas yang tinggi. Nilai produktifitas mangrove ini diperkirakan sebesar 20 kali dari produktifitas laut bebas dan 5 kali dari produktifitas perairan pantai. Secara umum besarnya produktifitas itu berkisar antara 2500 - 3600 gram bahan organik kering per m2 per tahun.

( Sumber : Soeroyo, 1987 )
   Mangrove mengangkut nutrien dan detritus ke perairan pantai sehingga produksi primer perairan di sekitar mangrove cukup tinggi dan penting bagi kesuburan perairan. Dedaunan, ranting, bunga, dan buah dari tanaman mangrove yang mati dimanfaatkan oleh makrofauna, kemudian didekomposisi oleh berbagai jenis mikroba yang melekat di dasar mangrove dan secara bersama-sama membentuk rantai makanan. Mata rantai makanan yang terdapat pada ekosistem mangrove ini tidak terputus. Bunga, ranting dan daun mangrove yang jatuh ke perairan sebagian akan tenggelam dan terapung di perairan tersebut dan sebagian lagi akan terbawa oleh arus ke daerah lain. Serasah yang dihasilkan oleh pohon-pohon mangrove merupakan landasan penting bagi produksi ikan di muara sungai dan daerah pantai karena zat organik yang berasal dari penguraian serasah hutan mangrove ikut menentukan kehidupan ikan dan invertebrata di sekitar daerah tersebut.
Dalam lingkungan mangrove yang menjadi produser tidak hanya mangrove itu sendiri, tetapi juga meliputi epifit yang terdapat di akar-akar dan batang mangrove, permukaan tanah serta fitoplankton yang terdapat dalam perairan. Semua produsen ini menyumbangkan materi organik atau reruntuhan tumbuhan. Materi organik ini merupakan bahan makanan dasar yang tersedia bagi konsumen yang hidup di dalam lingkungan mangrove. Bagian terbesar dari reruntuhan merupakan bahan yang pokok bagi berkumpulnya bakteri dan jamur. Kemudian bahan-bahan tersebut mengalami penguraian yang merupakan rantai makanan dari hewan-hewan laut. 
Bagian-bagian partikel daun yang kaya akan protein ini akan dirombak oleh koloni-koloni bakteri dan seterusnya akan dimakan oleh ikan-ikan kecil. Perombakan partikel daun ini akan berlanjut terus sampai menjadi partikel-partikel yang berukuran sangat kecil (detritus) dan selanjutnya akan dimakan oleh hewan-hewan pemakan detritus, seperti moluska dan krustecea kecil. Selama perombakan ini substansi organik terlarut yang berasal dari reruntuhan mangrove sebagian akan dilepas sebagai materi yang berguna bagi fitoplankton dan sebagian lagi akan diabsorbsi oleh partikel sedimen yang menyokong rantai makanan.


( Sumber : Soeroyo, 1987 )

Download : Jurnal terkait

No comments:

Post a Comment